Senin, 23 Januari 2012

tak lekang oleh waktu

Kala itu September 2008, aku yang masih duduk di bangku kuliah semester 3 di salah satu universitas negeri di Bandung sedang mengobrol dan bercanda dengan temanku di sebuah lobi gedung kuliah. Saat itu sedang ada acara dari DKM di kampusku. Aku seorang muslim dan akupun berjilbab. Akupun dididik dan dibesarkan oleh kedua orangtua dengan agama yang baik. Tapi aku tidak tertarik mengikuti kegiatan DKM.
Acara DKM itu belum dimulai, aku dan temanku masih asik bercanda dan mengobrol. Ditengah-tengah obrolan dan candaan kami, aku melihat seorang pria tinggi kurus, berkulit coklat, memakai kemeja kotak-kotak, dan dibalut jaket bertuliskan intifadha berjalan melewatiku dan langsung duduk di kursi yang paling depan. Pria itu sedikit mengambil perhatian dariku karna dia sangat tinggi, dan yaa dia juga cakep J.
Disetiap kegiatan kampus, pasti saja selalu ada kata ‘ngaret’. Tak terlepas itu dari DKM, HIMA, maupun BEM. Tapi, pada saat itu terasa berbeda. Pada saat aku mengikuti acara kampus yang bersifat umum dan waktunya ‘ngaret’, aku selalu melihat semua anggota nya (yang tidak punya job desk) mereka asik mengobrol dan bercanda. Tapi aku melihat berbeda pada anggota DKM. Ketika acaranya ‘ngaret’, sambil menunggu, mereka tidak mengobrol dan bercanda. Melainkan mereka tilawah Al-Qur’an.
Aku adalah orang yang tidak terlalu agamis. Tapi, entah apa yang terjadi padaku saat itu. Ketika pria tinggi tadi mulai mengalunkan ayat suci Al-Qur’an, tiba-tiba saja aku terdiam, menunduk, dan meneteskan air mata. Aku tidak tau dia membacakan surah yang mana, tapi yang jelas pada saat itu lantunan ayat suci Al-Qur’an darinya membuat hatiku bergetar.
Air mataku sudah tidak menetes lagi. Aku masih terdiam hingga temanku mengagetkanku. Aku bertanya pada temanku “siapa pria itu?”, temanku menjawab tidak tau. Tapi temanku mempunyai kenalan di anggota DKM tersebut, aku langsung memintanya untuk bertanya siapa pria yang tadi.
Dia adalah ketua DKM, dia satu tingkat di atasku. Dan tanpa berpikir panjang lagi akupun langsung bergabung dengan organisasi islam di tempat kuliahku.
Hari-hari aku menjalani sebagian hidupku di organisasi itu. Banyak hal yang aku dapat dari sana. Apapun itu, pengetahuan sosial aku dapatkan, begitupun dengan pengetahuan agama. Banyak yang aku tidak tau tentang agamaku sendiri hingga aku menjadi tahu. Aku bergabung dengan organisasi itu, tujuanku ingin mengenal dekat dengan dirinya. Tapi, dengan hari-hari yang kujalani, hatiku senantiasa beriringan, aku ingin mengenal dekat dirinya dan juga diri-Nya.
Sudah berbulan-bulan aku bergabung dengan mereka. Aku juga semakin mengenal sosok ketua DKM. Dulu, ketika aku duduk di bangku sekolah, dengan mudah aku bisa berkenalan dan dekat dengan seorang cowok. Tapi berbeda dengan apa yang aku rasakan saat itu. Pria itu, ketua DKM itu, membuatku berbeda dalam mengenal cinta.
Dia sosok yang agamis. Dia tidak berpacaran. Dia tidak menyentuh seorang wanita. Bahkan ketika dia bicara pada wanita, dia tidak memandang matanya. Sosok yang baru aku temui dalam hidupku.
Aku tidak tau, apakah dia tau atau tidak tentang perasaanku padanya. Tingkah laku ku pada dirinya berbeda dibanding tingkah laku ku pada orang lain. Aku selalu gugup jika aku berbicara padanya. Aku mengumpulkan segala sesuatu tentang dirinya. Kapan ulang tahunnya, darimana dia berasal, keluarganya bagaimana, menyimpan semua smsnya. Bahkan aku mencuri-curi mengambil foto dirinya, diam-diam merobek tanda tangannya yang tertera di surat-surat izin yang biasa dibuat ketika ada acara. Konyol memang, tapi aku sangat menyukainya.
Hari itu, November 2009. Dia lulus lebih dulu dariku. Setiap anggota sangat sibuk. Mereka mempersiapkan kenang-kenangan untuk senior yang wisuda hari itu. Aku dan temanku kebagian tugas untuk membeli bunga. Saat membeli bunga, perasaanku campur aduk. Antara bahagia karna dia lulus, dan juga sedih karna dia akan pergi.
Aku berniat akan menyatakan isi hatiku ketika memberikan bunga padanya. Tapi, lagi-lagi. Aku tidak berani. Bahkan, aku tidak berani untuk melihatnya. Aku pun tidak mengucapkan selamat atas kelulusannya. Bunga yang akan aku serahkan padanya, aku memberikannya pada orang lain. Hari itu, aku sama sekali tidak berani melakukan apapun padanya. Didalam pikiran ku hanya tersirat, kalau dia akan meninggalkanku. Hingga akhirnya aku meninggalkan tempat itu lebih dulu daripada teman-temaku yang lain. Dan akupun menangis.
Hari ini November 2011. Aku sudah lulus dari universitas itu. Aku bekerja di sebuah perusahaan di Bandung selama satu tahun. Sekarang, aku melanjutkan kuliah ku di salah satu universitas di Bandung. Dan sampai saat ini, aku masih mencintai pria itu. Dia memang bukan cinta pertamaku, tapi dia orang pertama yang membuat ku mengenal arti cinta yang sesungguhnya. Sangat ingin sekali aku bisa bersama dengannya.
Saat ini aku sudah bisa membuka hatiku untuk pria lain. Aku pun menemukan pria yang aku sukai. Tapi, aku tidak merasakan apa yang aku rasakan pada pria tinggi itu. Aku masih sangat mencintainya sampai saat ini. Tapi itu hanya bisa aku rasakan dihatiku. Ingin sekali aku mengatakan padanya, tapi yaa aku sangat tidak punya nyali untuk hal itu. Walaupun aku mengatakan perasaanku padanya, dia hanya akan tersenyum. Karna dia sosok yang sangat religius, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa diam disini. Mendengar kabarnya dari orang lain. Jika ada acara yang akan membuat ku bertemu dengannya, aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Kadang aku tidak menghadiri acara itu, karna aku takut untuk bertemu dengannya.
Sosok pria tinggi itu, aku sangat mencintainya. Rasa cinta ini akan terus ada di dalam hatiku. Rasa cinta ini tak akan terungkap. Andai saja kau tau. Kau selalu ada dalam mimpi indahku. Kau bintang kecilku yang indah mempesona mataku.bersinar terang, dan perlahan jatuh ke bahuku. Merangkul aku dengan hangat. Terlalu sakit kakiku untuk melangkah. Cinta tidak pernah berarti bagiku seperti ini. Aku akan tetap tersenyum, karna aku punya cinta didalam hatiku walaupun itu harus terkubur. Dan, seperti bintang-bintang yang bersinar dimataku. Aku akan mencintai mu selamanya. I will always love you. Yeongwonhi saranghanda uri oppa.
Seputih cinta ini, ingin kulukiskan didasar hatiku. Kesetiaan janjiku untuk  pertahankan kasih ku padamu. Bukalah mata hati. Ku masih cumbui bayang dirimu didalam mimpi, yang mungkin tak kan pernah. Membawa mu digenggamku. Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu, meski kau bukan milikku. Intan permata yang tlah pudar tetap bersinar. Mengusik kesepian jiwaku.
-kerispatih-
Yaaa,, cintaku padamu tak lekang oleh waktu.

Dini Oktafiani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar